Islam mengajarkan ketangguhan kepada para pemeluknya. Wajar, karena perspektif Islam, hidup itu adalah ujian. Tak peduli apakah kesengsaraan maupun kesenangan, apakah banyak harta ataupun kurang, jabatan tinggi maupun tak punya jabatan, semua adalah ujian. Nah, di sinilah ketangguhan dalam menghadapi ujian dituntut agar terpelihara secara konsisten terutama ujian kesengsaraan menurut naluri manusia.
Banyak ayat dan hadits yang memotivasi agar kita menjadi pribadi tangguh yang mampu bertahan dalam badai sedahsyat apapun. Dan, banyak pula profil pribadi tangguh yang Allah dan Rasulullah kisahkan seperti halnya profil para Rasul Ulul ‘Azmi atau kisah para sahabat seperti Bilal bin Rabbah dan Amar bin Yasir. Mereka, Allah skenario kisah hidupnya tiada lain agar menjadi “provokator” sehingga kita bisa belajar dari kisah hidup mereka.
Ketangguhan diri dimulai dari mindset yang tangguh dan berpikir positif adalah bagian dari hal ini. So, menata pikiran dengan baik akan menjadi salah satu jalan menjadi pribadi yang tangguh.
Berpikir yang baik ini sebenarnya diinspirasi dari ayat al-Quran yang menegaskan bahwa setiap beban hidup realitasnya pasti akan sepadan dengan kemampuan diri dalam memikulnya (lihat Q.S. al-Baqarah ayat 286!). Yakinilah, karena ini adalah informasi otentik yang datang dari Allah Rabb Pemelihara diri kita. Jangan sampai kita termasuk ke dalam golongan manusia yang selalu merasa lemah sehingga jiwa dan raga langsung merespon dan akhirnya lemah lah diri ketika badai menerjang.
Dalam hadits yang shahih Rasulullah saw. bersabda:
Banyak ayat dan hadits yang memotivasi agar kita menjadi pribadi tangguh yang mampu bertahan dalam badai sedahsyat apapun. Dan, banyak pula profil pribadi tangguh yang Allah dan Rasulullah kisahkan seperti halnya profil para Rasul Ulul ‘Azmi atau kisah para sahabat seperti Bilal bin Rabbah dan Amar bin Yasir. Mereka, Allah skenario kisah hidupnya tiada lain agar menjadi “provokator” sehingga kita bisa belajar dari kisah hidup mereka.
Ketangguhan diri dimulai dari mindset yang tangguh dan berpikir positif adalah bagian dari hal ini. So, menata pikiran dengan baik akan menjadi salah satu jalan menjadi pribadi yang tangguh.
Berpikir yang baik ini sebenarnya diinspirasi dari ayat al-Quran yang menegaskan bahwa setiap beban hidup realitasnya pasti akan sepadan dengan kemampuan diri dalam memikulnya (lihat Q.S. al-Baqarah ayat 286!). Yakinilah, karena ini adalah informasi otentik yang datang dari Allah Rabb Pemelihara diri kita. Jangan sampai kita termasuk ke dalam golongan manusia yang selalu merasa lemah sehingga jiwa dan raga langsung merespon dan akhirnya lemah lah diri ketika badai menerjang.
Dalam hadits yang shahih Rasulullah saw. bersabda:
إِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَ اسْتَعِنْ بِاللهِ وَ لاَ تَعْجَزْ
“Bersemangatlah terhadap sesuatu yang memberi manfaat kepadamu, berlindunglah kepada Allah dan janganlah kamu merasa lemah” (H.R. Muslim).
Hadits tersebut pada hakikatnya mengajarkan tentang ketangguhan diri, tidak lemah apalagi putus asa, dan yang pasti adalah ajaran agar kita mampu bertahan dalam segala bentuk tantangan.
Islam mengajarkan kepada para pemeluknya agar menjadi orang yang kuat, tegar dan sabar dalam meghadapi masalah hidup alias menjadi climbers. Reward yang diberikannya pun tidak tanggung-tanggung, surga yang mahanikmat nan kekal unlimitted.
Hadits tersebut pada hakikatnya mengajarkan tentang ketangguhan diri, tidak lemah apalagi putus asa, dan yang pasti adalah ajaran agar kita mampu bertahan dalam segala bentuk tantangan.
Islam mengajarkan kepada para pemeluknya agar menjadi orang yang kuat, tegar dan sabar dalam meghadapi masalah hidup alias menjadi climbers. Reward yang diberikannya pun tidak tanggung-tanggung, surga yang mahanikmat nan kekal unlimitted.
0 Response to "Adversity Quotient (AQ) Dalam Islam"